New Moon In KM 42

November 30, 2009 at 2:07 am | Posted in Uncategorized | 3 Comments
Tags: , ,

Cozy Place in KM 42,3 Jakarta-Cikampek Highway

November 20, 2009 at 4:00 am | Posted in Tentang BCS | Leave a comment
Tags: , , , , , , ,

 

Pertamina Himbau Masyarakat untuk Laporkan Potensi Penyalahgunaan LPG

November 20, 2009 at 3:00 am | Posted in News | Leave a comment
Tags: , , ,

Kejadian ledakan dan kebakaran LPG hari Jumat 13 November 2009 pukul 11.30 di Jalan Swadaya Raya 26, Duren Sawit, Jakarta Timur saat ini masih dalam penyelidikan kepolisian. Mengacu pada berita yang di media massa bahwa penyebab ledakan adalah karena ‘oknum’ melakukan praktek penyuntikan elpiji dari tabung 3 kg ke 12, Pertamina menghimbai masyarakat yang mengetahui untuk dapat bersama-sama melaporkan kepada aparat kepolisian supaya dapat diproses secara hukum karena tindakan ini adalah tindakan kriminal. Pertamina juga memberikan apresiasi kepada aparat kepolisian yang dengan cepat melakukan proses penyelidikan atas kejadian ini dan berharap kerja sama dapat diteruskan untuk memantau potensi penyalahgunaan elpiji subsidi di masyarakat. Sebagai informasi, tempat kejadian adalah pengecer dan bukan agen resmi LPG Pertamina.

MENTERI ESDM INGINKAN KOMISI VII DPR-RI JADI MITRA KERJASAMA YANG BAIK

November 13, 2009 at 7:03 am | Posted in News | Leave a comment
Tags: , , , , , ,

Sebagai Menteri ESDM yang baru, Darwin Saleh berharap dapat menjadi mitra kerjasama yang baik dengan Komisi VII DPR RI dalam memecahkan berbagai permasalahan dan dalam kita bersama membangun sektor ESDM bagi kesejahteraan rakyat.

Demikian dikatakan Menteri ESDM, Darwin Saleh dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VII DPR RI di Gedung DPR Senayan, Jakarta (09/11/2009)
Beberapa hal dikatakan Darwin dalam Raker perdananya tersebut, yaitu:

1.    Mengenai visi dan misi DESDM 2010-2014

2.    Status penyelesaian Pemerintah yang diamanatkan oleh beberapa Undang-Undang di sektor ESDM

3.    Realisasi Anggaran DESDM 2009

4.    Beberapa permasalahan di sektor DESDM

 

Berkenaan dengan visi dan misi DESDM 2009-2014, disampaikan Darwin bahwa visi DESDM dapat terwujudnya ketahanan dan kemandirian energi serta nilai peningkatan nilai tambah mineral yang berwawasan lingkungan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

“Adapun misi DESDM adalah meningkatkan keamanan pasokan energi dan mineral serta mendorong keekonomian harga energi dan mendorong peningkatan kemampuan dalam negeri dalam pengelolaan energi, mineral dan kegeologian,”katanya.

Selain itu, berkenaan dengan penyelesaian Pemerintah sebagai penjabaran UU Nomor 22 tahun 2001, mengenai Minyak dan Ggas Bumi, dijelaskan Darwin, bahwa Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang PNBP dari kegiatan usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi dan tata cara penyetorannya sampai saat ini masih dalam pembahasan di Departemen Keuangan.

“Sedangkan RPP keteknikan dalam usaha Minyak dan Gas Bumi saat ini masih dalam pembahasan konsep RPP berdasarkan masukan hasil konsultasi dengan para stakeholder,” paparnya.

Ditambahkan Darwin, mengenai tiga RPP sebagai penjabaran Undang-Undang nomor 30 tahun 2007, tentang energi dapat disampaikan bahwa RPP tentang konservasi energi saat ini masih dalam proses penetapan ditangan Presiden. Sedangkan RPP tentang pemanfaatan energi baru terbarukan serta RPP penyediaan dan pemanfaatan energi keduanya masih dalam konsultasi publik dengan stakeholder

Berkaitan dengan realisasi penyerapan anggaran, dijelaskan Darwin, bahwa realisasi anggaran DESDM sampai dengan 31 Oktober 2009 sebesar RP 4,2 triliun atau 58, 90% dari pagu anggaran DESDM sebesar Rp 7,2 triliun.

“Rendahnya penyerapan disebabkan antara lain DIPA yang bersumber dari PNBP yang baru dapat dicairkan mulai Juli tahun 2009 dan berkaitan dengan belanja modal yang sebagian besar masih dalam proses,” tandasnya.

Berkaitan dengan permasalahan sektor ESDM dijelaskan Darwin, harga Minyak ICP sesuai APBN-P 2009 sebagaimana kita maklumi ditargetkan sebesar US$ 61 per barel. Sedangkan ICP rata-rata Januari sampai Oktober 2009 sebesar US$ 58,62 per barel.

“Ini berarti masih ada ruang untuk mengadaptasi kenaikan harga Minyak sampai dengan akhir tahun 2009,” jelasnya.

Mengenai program konversi Minyak Tanah ke LPG dapat dijelaskan bahwa realisasinya telah dilakukan paket pendistribusian paket perdana LPG tabung 3 kg sebanyak 21 juta paket atau 89% dari rencana sebesar 23,7 juta paket.

Adapun wilayah yang telah terkonversi meliputi Jabotabek, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan

“Pada tahun 2010 akan dilakukan pendistribusian paket perdana LPG tabung 3 kg sebanyak 9.39 juta paket,” ujarnya.[www.bphmigas.go.id]

STANDAR HSE

November 13, 2009 at 6:55 am | Posted in Informasi | Leave a comment
Tags: , , , , , , ,

Health, Safety, Environment atau HSE atau manajemen Kesehatan dan Keamanan, Lindungan dan Lingkungan alias K3LL tak bisa ditawar-tawar lagi harus dipenuhi oleh perusahaan migas seperti juga Pertamina. Terlebih perusahaan ini mau memperkuat diri sebagai National Oil Company (NOC). NOC atau juga International Oil Company (IOC) sama-sama memiliki kewajiban menerapkan manajemen HSE.

NOC sebagai BUMN dan IOC sebagai perusahaan swasta tidak ada bedanya dalam urusan kewajiban memperhatikan HSE. Yang menjadi fokus adalah bagaimana manajemen implementasi HSE harus sesuai standar perusahaan kelas dunia. Tak ada lagi cerita ketika menghitung anggaran dan harus menghemat, berefisien, lalu pos anggaran HSE dipangkas, dikalahkan. Tak ada lagi cerita, dan tak boleh lagi ada cerita seperti itu.

Dalam sebuah milis migas disebutkan, HSE merupakan salah satu bagian dari manajemen sebuah perusahaan, selain manajemen-manajemen bidang lain. Biasanya manajemen HSE dipimpin oleh seorang manajer HSE yang bertugas merencanakan,melaksanakan, dan mengendalikan seluruh program HSE.

Program HSE disesuaikan dengan tingkat risiko dari masing-masing bidang pekerjaan. Misalnya HSE Konstruksi akan berbeda dengan HSE Pertambangan, dan akan berbeda pula dengan HSE Migas. Selain itu apa yang diterapkan di suatu negara berbeda standarnya dengan standar HSE di negara lain. Seorang anggota milis bernama Bobby menjelaskan, bahwa di Inggris ada lembaga HSE Offshore, HSE Diving.

Sementara di Norway sendiri saat ini ada PSA (Petroleum Safety Authority) yang mengatur tentang safety legislation di dunia migas Norway. Sementara di AS ada beberapa departemen, seperti MMS di bawah Departemen of the Interior, OSHA (Occupational Safety & Health Administration) di bawah Departemen of Labour, juga ada MSEP (Marine Safety & Enviromental Protection), EPA (Environmental Protection Agency), dan lain-lain.

Di Kanada – masih menurut penjelasan Bobby – yang berkaitan dengan perminyakan lebih bersifat provinsi. Misalnya ada CNOPB (Canadian Newfoundland Offshore Petroleum Board) untuk provinsi Newfoundland. Lalu ada CNSOPB (Nova Scotia). Walaupun begitu lembaga-lembaga HSE provinsi itu harus mentaati federal regulation Pemerintah Kanada.

Meskipun beragam standar, tetapi kebanyakan lembaga-lembaga ini tetap berpatok pada guideline yang dibuat atau disepakati oleh organisasi internasional seperti ILO, IMO, ISO, IMCA, dan lain-lain.

Anggota milis lain bernama Nanang Jamil menjelaskan, dalam penerapan HSE perlu mengadopsi beberapa standar. Untuk migas, beberapa standar tentang HSE yang dipakai adalah: • API RP 750 tentang Process Safety Management

  • OSHA CPR 119.10.110 tentang Process Safety Manajement
  • OHSAS 18001 tentang Occupational Health and Safety
  • Kepmenaker tentang SMK3
  • NFPA atau National Fire Protection Association
  • NEC atau National Electrical Code
  • LSC atau Life Safety Code
  • ISO 14001 untuk sistem manajemen lingkungan.

Menurut penjelasan Nanang Jamil HSE di beberapa perusahaan telah berkembang, menjadi HSES atau Health, Safety, Environment, and Security. Ada juga yang menjadi QHSE dengan penambahan Q atau quality, dan ada juga yang lebih lengkap QHSES dengan memasukkan unsur keamanan (security) dan mutu (quality). Kita setuju dengan ungkapan anggota milis bernama Dirman Artib yang menekankan bahwa HSE distrukturkan secara sistematis sebagai sebuah sistem manajemen organisasi untuk mencapai tujuan, sasaran, dan visinya dalam aspek keselamatan dan kesehatan kerja, serta lindungan lingkungan.

Selain perusahaan-perusahaan mengintegrasikan sistem manajemen HSE dengan manajemen sekuriti dan mutu, banyak perusahaan yang mengintegrasikan dengan semua aspek, seperti HR, Finance, Marketing, dan lain-lain, sehingga terkadang nama sebuah sistem tidak lah terlalu penting, karena yang esensial adalah refleksi dari sistem itu sendiri dalam implementasinya.[pertamina.com]

Memajukan Indonesia Mungkinkah Tanpa Listrik

November 13, 2009 at 6:53 am | Posted in News | Leave a comment
Tags: , , , ,

Belakangan ini ramai diberitakan di media massa bahwa PT Perusahaan Listrik Negara (PLN sebagai badan usaha milik negara (BUMN) melakukan pemadaman bergilir pada sejumlah daerah di Indonesia. Pemadaman ini menjadi isu yang ironis. Bahkan, kontroversial di tengah dorongan pemerintah untuk menggenjot perekonomian Indonesia ke level 4-5% paska krisis global.

Pemadaman listrik baru-baru ini telah terjadi di Pekanbaru, Makassar, dan bahkan Jakarta.
Serta bukan tidak mungkin terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Entah bergilir atau bergulir.

Sudah menjadi jawaban umum di kalangan pejabat bahwa penyebab pemadaman adalah kekurangan pasokan. Jumlah kapasitas terpasang tidak mampu mencukupi permintaan dan kapasitas penggunaan listrik. Padahal, bila PLN cukup cerdas Indonesia memiliki sumber pembangkit listrik yang bervariasi dan murah. Mulai dari batu bara sampai dengan batu arang. Seperti PLT Uap, PLT Air, dan PLT Panas Bumi.

Pemadaman listrik berarti penghentian secara paksa aktivitas ekonomi. Dampak pemadaman ini terasa pada industri yang sangat bergantung pada listrik. Seperti industri pertekstilan. Berdasarkan kalkulasi Asosiasi Perstekstilan Indonesia (API) kerugian akibat pemadaman listrik yang diderita industri sangat besar.

Dengan asumsi pemadaman listrik 8 jam pada industri skala menengah pabrik spinning (pemintalan) dengan 60 mesin memproduksi 1,2 ton per hari yang harga jual US$ 2/kg menelan kerugian akibat pemadaman Rp 900 juta/jam. Untuk pabrik weaving (tenun) dengan jumlah mesin 50-100 unit produksi 10.000 yard/hari dan harga jual US$ 3,5/pieces maka kerugian yang diderita akibat pemadaman Rp 315 juta/jam. Pabrik garmen yang memiliki 15 line mesin, produksi 37.000 pieces dan harga jual US$ 0,8/pieces kerugian mencapai Rp 270 juta.

Pemakaian genset sebagai alternatif energi sementara justru menaikkan ongkos produksi karena besar dan mahalnya BBM yang digunakan. Dengan demikian harga produk yang tinggi menjadi pilihan agar dapat mengkover kenaikan input produksi dan ini berarti perusahaan merelakan daya saing produknya menurun.

Oleh karena itu secara langsung atau tidak langsung pemadaman akan berdampak pada daya saing ekonomi nasional. Berdasarkan World Economic Forum (WEF) daya saing suatu negara/ekonomi didasarkan pada tiga pilar. Pernilaian tentang lingkungan ekonomi makro, keberadaan lembaga pemerintah, dan kemajuan teknologi.

Tentu daya saing yang tinggi dari suatu negara akan sangat membantu daya saing produk pada akhirnya. Namun demikian daya saing suatu negara tak lepas dari sejumlah faktor baik internal maupun eksternal Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh KPPOD (Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah) untuk tujuan pemeringkatan terhadap 200 kabupaten/kota se-Indonesia ditemukan bahwa dalam hal daya tarik investasi ternyata faktor infrastruktur fisik dimasukkan sebagai salah satu faktor vital dalam penentuan daya saing wilayah/daerah.

Dengan proporsi 13% dari keseluruhan faktor yang diteliti termasuk dalam infrastruktur fisik ini yang cukup menjadi masalah serius adalah ketersediaan sarana/jaringan jalan darat yang layak. Termasuk juga masalah kelistrikan.

Persoalan infrastruktur seperti yang telah disurvei oleh KPPOD dengan melibatkan para 12.187 pengusaha dan 729 asosiasi pengusaha di 243 kabupaten/kota menyebutkan bahwa 35,5% responden menyatakan infrastruktur merupakan masalah yang menganggu investasi di daerah. Secara rata-rata untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak dibutuhkan 81 hari.

Selanjutnya menurut kajian survei yang dilakukan oleh World Economic Forum (WEF) 2006 tetap menempatkan kondisi infrastruktur (termasuk penyediaan listrik) yang jelek dalam urutan pertama dan birokrasi yang tidak efisien dalam urutan kedua. Padahal ketersediaan listrik yang memadai akan memberikan pelayanan publik yang optimal. Seperti pelayanan jasa untuk menunjang unsur investasi itu sendiri, dan pada gilirannya ketersediaan listrik akan berimplikasi pada stimulus ekonomi melalui peningkatan efisiensi biaya produksi.

Pemadaman bergilir sebenarnya adalah suatu bentuk ketidakmampuan pemerintah khususnya PLN dalam mengantisipasi kenaikan permintaan listrik dan kegagalan dalam managemen kelistrikan. Sehingga, beberapa solusi yang dapat dilakukan ke depan adalah:

Pertama, melakukan identifikasi mengenai potensi sumber pembangkit listrik berdasar wilayah. Bilamana potensi daerah lebih kepada sumber air maka diupayakan pembangunan pembangkit berbentuk PLTA.

Kedua, identifikasi kapasitas listrik terpasang berdasarkan demografis dan aktivitas perekonomian. Misalnya wilayah dengan kepadatan tinggi dan aktivitas ekonomi yang tinggi dialokasikan sistem kelistrikan dengan daya terpasang tinggi.

Ketiga, listrik bukan menjadi barang monopoli bagi PLN. Artinya penyedia jasa listrik boleh diusahakan oleh pihak lain dengan tujuan agar listrik bukan menjadi barang langka dan sekaligus upaya mendorong efisiensi serta efektivitas. Khususnya bagi pelanggan dan pemenuhan listrik untuk usaha. Namun, solusi ketiga ini dapat didorong untuk diterapkan manakala managemen PLN dan birokrasi tidak segera dibenahi dan disinyalir terus akan merugikan pelanggan. Misalnya dengan pemadaman bergilir atau bergulir.

Sebagai pelanggan dan warga negara Indonesia yang memiliki hak untuk menikmati fasilitas negara secara layak sangatlah wajar bila upaya penuntutan kepada PLN dilakukan. Karena, selain pemenuhan kewajiban sebagai pelayan rakyat PLN secara tidak langsung dapat mempengaruhi aktivitas dan kesehatan perekonomian nasional. Dengan demikian memajukan Indonesia tanpa listrik merupakan suatu impian yang mustahil.

Muhammad Akhyar Adnan
Dimas Bagus Wiranata Kusuma
[detik.com]

Sukses Laksanakan Program Konversi, Pertamina Ekspor Minyak Tanah

November 9, 2009 at 5:03 am | Posted in News | Leave a comment
Tags: , , ,

Sejak berhasil dilaksanakannya konversi minyak tanah ke LPG 3 kg, kini Pertamina dapat melaksanakan ekspor perdana minyak tanah. Minyak tanah yang diekspor ini merupakan hasil produksi kilang Balikpapan. Pelaksanaan seremonial pelepasan kapal dilakukan di Balikpapan, 8 November 2009, dan kapal kemudian berangkat keesokan harinya dini hari menuju ke Singapore. Minyak tanah yang diekspor sebanyak satu kargo yang berjumlah 200 MB. Ekspor minyak tanah perdana ini akan dilanjutkan dengan ekpor minyak tanah berikutnya di kemudian hari.

Saat ini pendistribusian paket konversi di kota Balikpapan sudah terlaksana seratus persen dan sudah dry dari minyak tanah bersubsidi. Total paket yang dibagikan di Balikpapan adalah sebanyak 90.438 paket. Secara nasional, pembagian paket konversi telah mencapai 40.203.775 paket

Voucher BBM untuk SPBU di PT. Berdikari Cita Sejahtera

November 2, 2009 at 2:49 am | Posted in Tentang BCS | Leave a comment
Tags: , , , , , , ,

Untuk memudahkan Client yang telah bekerjasama dengan PT. Berdikari Cita Sejahtera, khususnya yang bekerjasama dengan SPBU 34-15421 Jl. Cendrawasih No. 25, Ciputat dan SPBU 34-41345 KM 42, Tol B Jakarta Cikampek, Karawang.

Maka PT BCS akan meluncurkan Voucher baru dalam pengambilan BBM di SPBU tersebut. Dimana Voucher berfungsi sebagai alat tukar pembelian BBM untuk perusahaan yang telah bekerjasama dengan PT BCS. Voucher ini dapat mempermudah dalam pengontrolan dan sistem pembayaran.

Sample Voucer

Untuk informasi selanjutnya dapat menghubungi Marketing kami, Yudi di 021 97196307 atau Yuni di 021 99107568. Atau langsung ke Kantor Pusat PT Berdikari Cita Sejahtera, Jl. Cendrawasih No. 25, Ciputat. Telp. 021 7490438 Fax. 021 7490422. Atau SPBU dan Rest Area KM 42,3  Tol B Jakarta Cikampek. Telp. 021 70268955.

Blog at WordPress.com.
Entries and comments feeds.